Sabtu, 18 April 2015

[FanFiction] Two Years Later

Author : Anisya (@10960anisya)
Genre  : Love, Friendship, Sad Ending
Cast     :  Matsui Jurina
   Kashiwagi Yuki
   Takashi Mamoru (OC)
   Kuroshaki Maekawa (OC)
              
Back SONG : AKB48/JKT48  – Two Years Later
                      AKB48 – Sakura no Kini Narou

[Mamoru POV]

Ku kayuh sepedahku lebih cepat. Sekali-kali aku melihat ke arah jam tangan yang melilit di tangan kiri ku. Saat ku lihat kembali, jarum pendek menunjuk ke angka 10 dan jarum panjang ke angka 3, pukul 10 lebih 15 menit. Aku telat 15 menit.

Tujuanku adalah taman, taman yang berada di depan sebuah gedung tua di ujung kota yang menyimpan banyak kenangan. Dan tujuanku selanjutnya memasuki gedung tua itu. Gedung yang tua, sepi, kotor, dan terasa selalu membawaku ke masa lalu, masa lalu yang ku sia-siakan.

Kemarin..

Ku tatap layar handphone ku. Foto seorang perempuan yang pernah aku sia-siakan. Tapi, sekarang aku berbalik mencintainya. Ku hela nafas..

Irasshaimase~

Handphone ku berbunyi, penanda e-mail masuk.
MJurina08 :
Besok, di taman dan gedung itu, ayo kita bertemu jam 10 pagi.

e-mail sebaris yang datang mendadak itu membuat ku terbelakak. Ada tujuan di hatiku tidak usah pergi, aku takut tak kuat menahan rasa bersalah ini. Namun, aku tidak bisa berbohong. Baiknya bertemu dengan muka apa? Karena aku bukan aku yang waktu dulu.

Aku bingung menulis e-mail balasan. Akhirnya kuputuskan untuk menemuinya besok.

TakashiMamoru :
Aku akan menemuimu.

[Nostalgic ending]

Kini, ku parkirkan sepedah ku. Ku pamerkan senyumku pada penjaga di situ, dia pun membalasnya. Seorang penjaga parkiran sepedah yang ku kenal dari dulu. Ketika berada didepan pintu taman yang berada cukup jauh dari tempat parkir, aku terdiam, menatap taman ini. Tak berubah. Hanya saja tempat ini semakin tak terurus.

Aku sengaja menaruh sepedahku di sana supaya aman walaupun tempatnya cukup jauh dari taman ini.

Ku dorong pintu yang susah di buka ke dalam tempat yang tak berpenghuni. Ya, taman dan gedung yang aku tuju tidak berpenghuni. Dahulu, ini adalah sekolahku yang di tutup jauh sebelum aku masuk. Ya, alasannya adalah sekolah ini pindah tempat ke tempat yang lebih bagus.

Dan taman yang juga tidak berpenghuni ini adalah taman yang di tutup semenjak sekolah kami di tutup. Karena semakin sedikitnya pengunjung, bahkan pernah berbulan-bulan sama sekali tidak ada pengunjung. Oleh karena itu, taman ini di tutup.

Tapi, aku punya sahabat-sahabat yang selalu menggunakan tempat-tempat ini yang cukup menyeramkan menurutku untuk bermain atau sekedar nongkrong. Kuroshaki Maekawa atau sering di panggil Kuroshaki, Kashiwagi Yuki sering di panggil Yukirin, diriku, dan tentu saja, seorang perempuan yang akan kutemui sekarang.

Ku pandang bangku panjang di bawang pohon beringin, duduk seorang perempuan. Berkulit putih, berparas cantik, rambut lurus sebahu dengan topi hitam. Menggunakan kaus merah bertulisan ‘WMatsui’ berbalut Knit Cardigan berwarna hitam, celana panjang American Jeans berwarna senada dengan cardigannya, juga sepatu All Stars pendek berwarna merah darah. Dan tidak lupa skateboard di sebelahnya. Selalu berpenampilan seperti anak laki-laki.

Ku hela nafas..

Sambil kumelangkahkan kaki menuju bangku taman itu, ku pandang wajahnya dari jauh. Aneh, wajahnya semakin cantik tapi gaya nya tidak berubah. Dialah perempuan yang selama ini ku abaikan, tapi aku malah berbalik padanya, Matsui Jurina.

Sadar aku menghampiri dan memperhatikannya, dia menoleh. Aku pun bersandiwara dengan memasang wajah datar, seperti aku yang dulu. Dia melambaikan tangannya dan melemparkan senyumnya yang khas, membuatku buyar dengan wajah datarku. Aku malah membalas senyumnya. Baiklah..aku tidak bisa bersandiwara sekarang.

“Hei nasi, apa kabar? Kau telat 15 menit, baka! Kau masih mengenaliku kan? Hahaha..” dia tertawa

Aku memang sering di panggil nasi atau raisu.

Tawanya buyar, “Aku hanya takut kau melupakan aku seperti dulu”

“Ah, kabar ku baik. Bagaimana denganmu, gakuran? Aku tidak akan pernah lupa denganmu jika kau terus bergaya seperti ini” aku duduk di sebelahnya dan tersenyum padanya, Gomen, aku telat. Hei, bagaimana kau masuk?! Pintu nya sangat susah di buka” tanyaku

“Sudahlah, tidak usah memanggilku seperti itu, aku sudah tidak memakai baju gakuran dan aku terlalu jatuh cinta pada gaya seperti ini. Oh iya, aku loncat dari pagar yang berada di sebelah pintu masuk, hehe” jawabnya. Tidak berubah, dari dulu dia selalu loncat lewat pagar itu.

"Ah, bagaimana karirmu? Kudengar kau menjadi komikus" tanyaku

Dia mengangguk, "ya, seperti itulah"

“Hah..tempat ini” dia menghela nafas 

Kami terdiam menatap gedung di sebrang bangku taman yang panjang ini.

Dia masih terdiam

“jurina-san”

“hai` raisu-kun? Eh..anoo, maksudku mamoru-kun?”

“kau..” ucapku gugup

“apa?”

Aku terdiam. Aku tak bisa mengatakannya.

“anoo...kau mengirim e-mail itu, ada apa?” tanya ku gugup mengalihkan pembicaraan

“hmm..aku hanya ingin bertemu dengan bangku ini, juga gedung itu” dia tersenyum menatap gedung itu

“kau tak merindukan ku kan? Haha..bercanda” aku mencoba tertawa kecil

Dia tetap diam sambil tersenyum. Dia pun menoleh ke arah ku. Lalu menghela nafas..

tentu saja aku merindukanmu” wajahnya memerah

“aku pun” jawabku singkat sambil menatap nya

“yak! Aku merindukan tingkah aneh mu itu nasi, baka! Hahaha..” dia tertawa, “tapi kau benar-benar merindukanku? Lol. Aku pikir kau semakin melupakan aku, haha” ucapnya sambil tertawa lagi

“Sudahlah, tak usah kaitkan masa lalu” gerutuku

Lalu, suasana pun menjadi hening. Kami berdua terdiam menatap gedung itu. Gedung itu terasa menyeramkan dan selalu membawaku ke masa lalu.

Kami masih terdiam

Hampir 10 menit kami terdiam. Aku lihat wajahnya, terlihat matanya meneteskan air mata. Dia menangis. Menangis dalam hening, kebiasan nya seperti dahulu.

Daijobu desu ka?” tanya ku

Sambil terus menatap gedung itu, dia tersenyum sambil meneteskan air mata.

“hei, jurina-san, kau jangan membuatku takut” ucap ku mulai ketakutan

Dia tetap tersenyum menatap gedung itu

Akhirnya dia berbicara, “aku masih diriku, bukan sosok aneh, baka

Masih menatap gedung itu, kami hanya bisa mengingat masa lalu.

“waktu itu..” ucapnya

“ma..maaf...maafkan aku jurina..” jawab ku

2 tahun yang lalu...

[Jurina POV]

Hari ini hari kelulusan sekolah kami. Dan sekarang waktunya berpisah lalu menentukan jalan hidup sendiri. Dan juga sekarang waktunya untuk aku mengungkapkannya..

Sudah 3 tahun ini aku memendam rasa pada Mamoru, namun kami terlalu dekat, sampai-sampai aku hanya bisa memendamnya selama ini. Aku sudah terlalu suka, bukan, terlalu sayang, bukan, tapi terlalu cinta pada Mamoru.

Setelah upacara kelulusan usai, aku mengambil skateboard ku dan pergi menuju taman itu. Di sana, Kuroshaki, Yukirin, dan Mamoru telah menunggu. Semoga aku bisa mengutarakannya..

Aku masuk ke taman itu dengan meloncati pagar sebelah pintu masuk dan membawa skateboard ku. Aku berlari dan melambaikan tangan pada 3 sahabat ku yang sedang duduk di bangku taman yang panjang tepat di bawah pohon beringin.

“Jurina-san! Aaaaaa...akhirnya aku bisa bertemu dengan mu!” Yukirin menghampiriku dan memeluk ku

“Aku pun. Bagaimana penampilan ku?” tanyaku sambil melepaskan pelukan

“Kau terlihat.....sangat luar biasa! Menggunakan celana jeans dan jas laki-laki. Sangat tampan! 

Wkwk” ledek Kuroshaki. “Aku setuju! Haha” ucap Yukirin

“Biarkan saja! Dari pada aku harus menggunakan dress, nanti aku terlihat sangat kawaii~” ucapku meledek Kuroshaki. 

“Bagaimana pun juga, kau tidak akan terlihat menarik” ucap Mamoru dingin

Seketika pun hening

“Hei! Aku hanya bercanda! Baka..” ucapnya cemberut

“Hahahaha..” kami pun tertawa

Setelah cukup lama mengobrol, kami memutuskan untuk masuk ke gedung tua di sebrang taman. Gedung yang selalu menjadi tempat kami nongkrong dan menjadi saksi persahabatan kami.

Aku melihat Mamoru dan Yukirin jalan berdua di depan. Terlihat tangan Yukirin sedang menggandeng tangan Mamoru. Itu hal biasa yang aku lihat, tapi entah mengapa, kali ini sangatlah menyakitkan.

Ya, karena aku terlalu cinta pada Mamoru, aku rela demi Mamoru bahagia. Karena Mamoru menyukai Yukirin, akhirnya aku menjodohkan mereka berdua, tapi selalu gagal. Dan setelah Mamoru menjauh dariku, dia tidak pernah menceritakan hubungan dan perasaannya tentang Yukirin lagi padaku.

“Kuro-kun~” ucap ku pelan

“Hm?” jawab laki-laki di sebelahku ini

“Kau lihat? Entah mengapa kali ini terasa sangat menyakitkan..” ucapku. Ya, hanya Kuroshaki yang mengetahui perasaanku terhadap Mamoru.

“Aku melihat Jurina-san, mungkin memang ini saatnya. Nanti di lantai 2, aku akan memancing Yukirin ke taman belakang. Sedangkan kau, pergi ke lantai 4. Mengerti?” ucapnya meyakinkan ku

“Aku takut dia tidak mau ke lantai 4 Kuro-kun~” ucapku cemberut

“Ganbatte!” ucapnya lalu berlari ke arah Mamoru

“Ayo ke lantai 2! Kita haru mengecek markas kita~” teriak Kuroshaki sambil berlari menuju tangga

Ya, ada satu ruang kelas di lantai 2 yang kita rubah menjadi markas.

“Ayo! Jurina-san kau harus lari!” teriak Yukirin menyusul Kuroshaki

Aku hanya mengangguk. Ku lihat Mamoru tidak menyusul, dia hanya berjalan biasa. Aku mencoba menghampirinya.

“Hei, kau tak menyusul?” tanyaku sedingin mungkin

“Malas~” jawabnya tak kalah dingin

“Bagaimana hari kelulusan mu?” tanya Mamoru

“Eh?! Tumben kau bertanya..cukup baik. Anak-anak di kelasku akan mengadakan pesta malam ini, tapi aku menolak” jawabku

“Kenapa?” dia bertanya lagi, sungguh aku sangat merindukan suasana ini

“Aku lebih memilih pergi kesini, bersama kalian. Dan..karena seseorang” aku mencoba mengirim kode

Dia terdiam

“Kuroshaki?” lalu dia bicara

Baka! batinku

“Bisa jadi. Aku duluan!” jawabku sambil berlari menyusuri tangga

Aku berjalan menyusuri lorong balkon lantai 2. Terlihat Yukirin dan Kuroshaki sedang menyapu. 

Aku berlari menghampiri mereka.

“Hm, lebih baik aku yang menyapu Kuro-kun” ucapku

“Baiklah, ini. Kau menyapu yang benar ya..kau kan kalau menyapu selalu main-main” Kuroshaki memberikan sapunya dengan tatapan tajam, “Hahaha..tenang saja, aku tidak akan main-main. Aku tidak akan menyapu sambil berlatih dance chime wa love song lagi!” jawabku sambil mulai menyapu
“Yukirin, bagaimana kalau kita ke taman belakang? Kita kan bagian Taman, lebih baik kita mengecek tanaman-tanaman kita. Ayo!” ajak Kuroshaki sesuai rencana

“Ayo!” jawab Yukirin semangat dan meninggalkan sapunya

Sesuai dugaan, Yukirin adalah orang yang mudah di suruh atau di ajak. Jadi tak usah memikirkannya duakali, dia langsung menjawab atau melakukannya.

“Lalu? Aku dengan Mamoru?” ucapku pura-pura polos melihat mereka menuruni tangga

“Ayolah, kita bagian kebersihan jadi memang seharusnya kita yang menyapu” ujar Mamoru sambil menghampiriku dan mulai menyapu

Kami menyapu sepanjang lorong lantai 2 tanpa obrolan. Setelah itu kami harus mengecek tempat nongkrong kami di lantai paling atas atau lantai 4.

“Haaaah~ Selesaaaiiiiii~~~” ucapku sambil menyimpan sapu

“Sekarang?” tanya Mamoru

“Kita harus ke lantai 4, ya kan?” tanyaku balik

Tanpa jawaban atau isyarat, dia langsung pergi menaiki tangga.

Raisu..”

“Ha`i?”

“Aku ingin bicara” ucapku berani

“Jika kau ingin membicarakan anime, nanti saja..” jawabnya dingin

Baka, bukan itu maksudku!~” akupun cemberut

“Kau jelek” ujarnya dingin

“Kau yang membuatku kesal dan cemberut, baka!” aku memukul tangannya

“Lalu, kau ingin membicarakan apa?” tanya nya serius

Aku menggeleng. “Nanti saja~” aku berteriak sambil berlari menuju lantai 4

Sesampainya di lantai atas, aku langsung menghempaskan tubuhku ke sofa yang selalu di pakai kami untuk bersantai. Tak jauh dari sofa, terlihat alat pemanggang yang cukup usang.

“Payah, kita tidak membawa daging..huft~” ucapku

“Ini” tiba-tiba, tangan seseorang dari belakangku menyodorkan mainan karet berbentuk kecoa. Sontak, aku langsung berteriak dan lari menjauh dari kecoa jadi-jadian itu.

“Hahaha! Baka! Hahaha!” ternyata laki-laki itu adalah Mamoru, dia tertawa bebas. Hampir satu tahun ini aku tidak pernah melihatnya tertawa sebebas ini, dan sekarang dia menunjukannya di hadapanku.

“itu tidak lucu Mamoru!” teriak ku seraya memukul kepalanya

“Aww, sakit” dia cemberut

Aku berpura-pura buang muka

Gomen ne jurina-san~ Jangan marah ya~” ujarnya seraya menghampiriku

“Hahaha! Kau tertipu! Wueeek~” ucapku meledek

“sial” ucapnya kesal

Aku menghampiri ke pagar besi yang mebatasi lantai paling atas ini. Dari sini kami bisa melihat sampai kejauhan 5km. Bahkan, rumahku pun terlihat dari atas sini.
Mamoru pun menghampiriku. Baiklah jurina, ini kesempatan!

“3 tahun berlalu..” ujar Mamoru

“Kenangan ini terlalu manis untuk di lupakan. Aku tak akan pernah melupakannya” ucapku sambil menatapnya

Dia mengangguk

“Aku tidak akan melupakan taman itu, gedung ini, kuroshaki, yukirin, dan...aku tidak akan pernah melupakanmu” ucapku berani

Terlihat Mamoru langsung menatapku – Bisa kau ulangi?

Anoo..abaikan~” ucapku gugup

Kami terdiam beberapa menit, dan akhirnya Mamoru berbicara

“Oh iya, kau ingin membicarakan apa?” tanya nya

“Aku...” ucapku gugup

Terlihat, alis mata kanannya terangkat – Apa?

“Anoo..”

Kami pun saling berhadapan. Laki-laki di hadapanku ini yang membuatku tergila-gila. Tinggi badan 10 senti di atasku, sifat yang hampir sama denganku, terlihat pendiam tapi mempunyai selera humor yang luar biasa, dan selalu berpenampilan keren di mataku. Aku tak bisa menahannya..

“Ayolah jurina-san~” ujarnya meyakinkanku

“Kau masih ingat kertas yang berisikan nomor handphone dan alamat e-mailku?”

Dia mengangguk. “Kau bilang, kau tak sengaja menjatuhkan kertas itu di kelasku” ujarnya

Aku tersenyum lalu menggeleng

“Lalu?” tanya Mamoru
“Aku sengaja menulis nomor handphone dan alamat e-mailku, aku juga sengaja meremas kertas itu dan membiarkannya di mejamu” ucapku berani

Dia tetap terdiam

“itu kulakukan semenjak kita sering pulang bersama tapi tak saling mengenal. Itu caraku untuk berkenalan denganmu, konyol? Ya, haha” ucapku tertawa dan kembali serius

Mamoru terlihat tersenyum dan tetap terdiam

“Kau masih ingat e-mail pertamamu?” tanyaku datar

Dia mengangguk

“Kau yang pertama ingin berkenalan denganku dan yang selalu mengirim e-mail pertama” aku tersenyum

Terlihat mukanya agak pucat dan tetap terdiam

“Dari situ, kita saling mengenal dan sangat dekat bagaikan adik-kakak. Dan kau tahu? Kau lah sahabat pertamaku” ucapku datar

Laki-laki bernama Takashi Mamoru itu memasang wajah yang sangat kaget.

“Ka..kau yakin?” dia bertanya

Aku hanya mengangguk dan tersenyum

“Kau tahu kan, selama ini aku tinggal sendirian? Dan hanya kaulah satu-satunya orang yang dapat menghiburku, bahkan membuat hidupku berubah total. Berubah menjadi lebih berwarna” rasanya, air mulai tergenang di mataku. Bibirku mulai gemetaran, dan rasanya ada yang ingin meledak di dadaku.
Dia tetap terdiam dengan wajah kagetnya

“Aku menganggapmu sebagai sahabat. Tapi saat ku tanya kau, kau hanya menganggapku teman” Air mata ku mulai menetes

“Dulu, aku bagaikan diary mu, bahkan seperti penasehatmu, haha” aku tertawa kecil

“Sangat banyak pengorbananku supaya aku dapat selalu dekat denganmu, bahkan sampai melakukan banyak hal konyol tanpa rasa gengsi. Aku masih ingat semua curhatanmu tentang Yukirin kepadaku, dan demi kau bahagia, aku menjodohkan kalian tapi selalu gagal. Hingga pada akhirnya..” aku menangis dalam hening, air mataku mulai berjatuhan bak turun hujan

Dia hanya menatapku datar

“Kau menjauh dariku!” aku mulai membentaknya

Terlihat wajahnya kaget dan mulai pucat

“Ju-ju-jurina..” wajahnya terlihat khawatir

“Kau tahu? Kau dahulu sangatlah cupu, seperti anak kutu buku. Setelah kau mengenaliku, kita sama-sama merubah hal cupumu itu”

Dia terdiam seperti beku

“Tapi..Kau seperti tak pernah menghargaiku! Kau hanya bisa mengabaikanku” emosiku sudah tak bisa terkontrol

“Kau tahu rasanya di jauhi oleh satu-satunya sahabat terbaikmu, di jauhi oleh orang yang berarti di hidupmu, di jauhi oleh orang yang kau cintai?! Itu sakit Mamoru!” aku benar-benar emosi

“Ya..kau merubah hidupku menjadi berwarna, tapi kemudian kau merubah hidupku menjadi kosong..sangatlah kosong” aku menatapnya, “Selama 3 tahun ini aku hanya bisa memendam rasa ini. Dan kau adalah cinta pertama ku Mamoru..” aku memasang wajah fake smile dengan mata yang terus merintikan air mata

“Kadang aku sering menggerutu pada diriku sendiri ‘Jurina, kau sangatlah gila. Mencintai orang yang sama sekali tidak mencintaimu, sama sekali tidak’. Haha..” aku tertawa kecil lalu aku menundukan kepalaku.

Kami pun terdiam

“Juri-jurina..ma-ma-maafkan aku” ucapnya terbata-bata

Aku tetap menunduk dan terdiam

“Aku sangat mencintaimu Raisu..” ucapku sambil tetap menundukan kepala

“Tapi jurina-san”

“Apa?” aku masih menunduk. Air mataku masih menetes

“Aku dan yukirin..kami..” wajahnya semakin pucat

Aku menatapnya

“kau..”

Dia mengangguk pelan. “Maafkan aku jurina, tapi aku sudah bersama Yukirin”

Bagaimana bisa? Saat aku menyatakan cintaku, dia.....sial! batinku

Air mataku turun semakin deras, aku tersenyum pasrah

“Aku ingin meminta maaf padamu yang sebesar-besarnya, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku. Maafkan aku Jurina..aku tidak bisa mencintaimu. Gomen ne Matsui Jurina” dia mengungkapkan maaf
“Dan aku ingin berterima kasih padamu, karena kau, aku bisa bersama Yukirin. Dan karena kau, hidupku berubah menjadi lebih baik. Tapi aku bodoh, aku bodoh, aku benar-benar sangat bodoh, aku malah mengabaikanmu setelah aku bersama Yukirin” Mamoru terlihat sangat pucat

Aku terdiam dan badanku tiba-tiba terjatuh. Aku terduduk dan air mataku tak bisa berhenti turun.
Tiba-tiba, ada sepasang tangan, yang memelukku. Wangi parfume ini, parfume yang sangat ku kenal. “Gomen..” Sesosok yang memiliki tangan ini berbisik di telingaku.

Aku balik memeluknya. “Raisu-kun..arigatou

Pelukan ini, mungkin akan menjadi pelukan kami yang pertama dan terakhir.

Aku berdiri dan mencoba menghapus air mataku. Lalu aku membungkukan badanku.

Arigatou Gozaimasu Raisu-kun~”

Mamoru terdiam kaget.

Aku kembali tegak dan mengembangkan senyum padanya lalu berjalan melewatinya.

Gomen..” dia berbisik tepat di telingaku saat aku melewatinya

Aku menuruni tangga. Perasaanku kosong, tak bisa merasakan apa-apa. Aku pergi ke taman belakang gedung dan menghampiri dua manusia yang sedang duduk di bangku taman ini.

Daijobu?” tanya Yukirin

Aku menggeleng dan memasang senyuman

“Jurina?” kuroshaki tampak khawatir melihat mataku sedikit membengkak

Aku memeluk mereka berdua. “Terima kasih atas semuanya” bisikku

Yukirin dan Kuroshaki memeluku balik, sungguh persahabatan yang sangat luar biasa. Aku melepaskan pelukan. Dan aku melihat Mamoru berdiri beberapa meter di belakang Kuroshaki dan Yukirin.

“Aku akan pergi ke Paris untuk melanjutkan sekolahku dan aku akan menjadi seniman terkenal di dunia selama 2 tahun kedepan, haha. bercanda. Aku hanya akan meninggalkan Jepang untuk duatahun kedepan, entah kemana. Tolong beritahu Mamoru tentang hal ini, dia masih berada di atas” Aku tersenyum pura-pura tak melihat Mamoru di belakang

Terlihat dari jauh, Mamoru tampak terkejut. “Kalau begitu aku pamit ya?” ujarku, “Jurina, kenapa sangat mendadak? Kau menyebalkan, aku sayang padamu”  Yukirin menghampiriku dan memelukku. “Jaga diri baik-baik ya” nasehat Kuroshaki, aku mengangguk. “Kalau begitu aku pamit ya?” Aku membungkukan badan pada mereka berdua, “Arigatou Gozaimasu~”. Aku berbalik dan meninggalkan mereka, “Jaaa!”

Yukirin dan Kuroshaki hanya terdiam. Aku dapat mendengar isakan Yukirin, dia menangis.

Setelah cukup jauh, aku membalikan badan. “Sering-sering kunjungi blogku ya! Aku akan selalu bekomunikasi dengan kalian melalui e-mail!” teriak ku sambil melambaikan tangan

Aku berlari.

Aku berlari dari masa lalu.

Dan aku berlari menghadapi masa depan.

[Nostalgic ending]

[Mamoru POV]

“waktu itu..” ucap jurina

“ma..maaf...maafkan aku jurina..” jawab ku

Dia hanya tersenyum menatapku. Ku sentuh pipinya, ku usap air matanya.

Dia berdiri, “hmmm..baiklah,” jurina menghapus air matanya yang masih terjatuh, “ayo kita ke lantai 4” dia tersenyum

Aku cukup terkejut, “ta..tapi..” tiba-tiba sebuah tangan menarikku ke gedung itu.

“kau selalu memaksa” ucapku membetulkan sweaterku

“kau yang membuatku memaksa” dia menjulurkan lidah

Sesampainya di lantai 4, Jurina langsung menghampiri pagar besi yang 2 tahun yang lalu menjadi saksi sebuah kejadian.

Aku menghampirinya, “Jurina-san?”

“Hm?” dia menoleh ke arahku dan tersenyum

“Maafkan aku tentang kejadian 2 tahun yang lalu”

Dia hanya mengangguk

“Aku adalah laki-laki yang jahat, sesatkan orang yang mencintaiku dengan kesedihan. Dari situ, aku merasa suatu yang penting bagiku telah menghilang” ungkapku

“Kenapa 2 tahun berlalu begitu saja membuatku berbalik padamu? Beritahu..apakah ini yang namanya karma?”

Dia hanya terdiam

“Sampai sekarang kuingin cintai dirimu namun selalu ego tak terucap, waktu itu aku terlalu kejam. Mungkin ini karma” ku hela nafasku

Aku dapat melihat wajah Jurina yang sangat terkejut, “kau? Kau bercanda kan? Haha, sangat lucu” dia tertawa

Aku menggeleng

“kau serius?!” dia kaget

Aku hanya tersenyum, “Kau adalah orang yang baik dahulu”

Dia mengangkat alisnya – lalu?

“Aku mencintaimu” ucapku bodoh “baiklah, aku memang terlihat bodoh. Tapi ini memang yang kurasakan, aku berbalik padamu” aku berkata jujur

Dia terdiam, “a-aa-aku tak tau harus berkata apa” ujarnya sambil membuang muka

“Tapi..” aku harus menyatakan sesuatu “Tapi pada jari manisku masih ada seseorang. Sudah tak bisa kembali ke masa itu..maafkan aku, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku”

Kami terdiam beberapa menit

“Lebih baik kita kembali ke taman” ujarnya pelan seraya menuruni tangga terlebih dahulu dan meninggalkanku

Kami berjalan menyusuri taman. Di bawah musim gugur yang dingin, aku bisa merasakan sakitnya perasaan seseorang yang dahulu mencintaiku namun ku abaikan. Maafkanlah Tuhan, diriku ini yang sangat bodoh.

Sesampainya di depan pintu taman, kami harus berpisah.

“Jurina-san, aishitemasu” aku refleks memeluknya tetapi dia tidak membalas pelukanku

Saat aku melepas pelukan, dia hanya tersenyum.

Arigatou” dia membungkuk lalu berdiri dan pergi meninggalkanku dengan skateboardnya

Dia hanya mengucapkan kata terima kasih dan tak membalas ku. Aku merasakannya, aku merasakan sakit yang di alamninya nya beberapa tahun yang lalu. Dan sekarang, aku akan menanggung rasa sakit ini.


[THE END]